Modul Negosiasi

MODUL 5

NEGOSIASI

A.     Kompetensi Inti

1.  Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2.  Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3.  Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4.  Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

 

B.     Kompetensi Dasar

1.2.  Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

2.4.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi dalam perundingan

3.1.     Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,  prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.

3.3.     Menganalisis teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,  prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.

4.2.     Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan.

C.    Indikator

1.       Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya

2.       sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi

3.       Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi dalam perundingan

4.       Mengidentifikasi teks negosiasi

5.       Menganalisis teks negosiasi baik secara lisan maupun tulisan

6.       Membuat teks negosiasi

NEGOSIASI DAN CARA MELAKUKANNYA

1                Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata.

2                Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama. Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-butir yang sama sehingga akhirnya kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama. Sebelum negosiasi dilakukan, perlu ditetapkan terlebih dahulu orang-orang yang menjadi wakil dari setiap pihak. Selain itu, bentuk atau struktur interaksi yang direncanakan juga perlu disepakati, misalnya dialog langsung atau melalui mediasi.

3                Serangkaian tindakan dilakukan agar negosiasi berjalan lancar. Tindakan tersebut adalah:

a.mengajak untuk membuat kesepakatan,

b.memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan,

c.membandingkan beberapa pilihan,

d.memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan,

e.mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama, dan

f.  menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.

4                Selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara-cara yang santun. Cara-cara itu dapat ditempuh dengan:

a.menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis,

b.mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak,

c.mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak,

d.mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan

e.memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah pihak.

(Diadaptasi dari http://id.wikipedia.org/wiki/Negosiasi, dan dari Richard Luecke,  Best Practice Workplace Negotiations, 2010:3–8)

Tugas 1 Mengidentifikasi Tujuan Teks Negosiasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1.       Pada paragraf ke berapa definisi negosiasi dinyatakan?

2.       Apa tujuan negosiasi?

3.       Siapa yang diuntungkan dari pelaksanaan negosiasi?

4.       Siapa yang menentukan waktu, tempat, dan cara negosiasi?

5.       Apa yang diprioritaskan dalam negosiasi? Apakah prioritas itu juga merupakan hasil kesepakatan bersama?

Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha

Setelah para karyawan sebuah perusahaan di bidang elektronika melakukan aksi mogok kerja dengan melakukan demonstrasi di depan kantor perusahaan, akhirnya wakil perusahaan itu menerima wakil para karyawan untuk berdialog. Dialog itu dijaga oleh sejumlah petugas keamanan. Sementara itu, beratus-ratus karyawan masih berdemonstrasi di depan kantor perusahaan.

1.

Wakil karyawan

:

Selamat sore, Pak.

2.

Wakil perusahaan

:

Selamat sore. Mari, silakan duduk.

3.

Wakil karyawan

:

Ya, terima kasih.

4.

Wakil perusahaan

:

Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan.  Anda siapa?

 5.

Wakil karyawan

:

Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk menemui pimpinan.

(Mereka bersalaman)

6.

Wakil perusahaan

:

Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.

7.

Wakil karyawan

:

Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.

8.

Wakil perusahaan

:

Maksudnya?

9.

Wakil karyawan

:

Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami menerima upah sebesar Rp3.000.000,00.

10.

Wakil perusahaan

:

Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP (upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.

11.

Wakil karyawan

:

Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan kami dipenuhi.

12.

Wakil perusahaan

:

Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.

13.

Wakil karyawan

:

Lalu, bagaimana?

14.

Wakil perusahaan

:

Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00.

Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami kesulitan.

15.

Wakil karyawan

:

Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak. Paling tidak kami menerima gaji sebesar Rp2.800.000,00.

16.

Wakil perusahaan

:

Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.

17.

Wakil karyawan

:

Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.

18.

Wakil perusahaan

:

Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman karyawan dan sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.

19.

Wakil karyawan

:

Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?

20.

Wakil perusahaan

:

Ya, silakan.

21.

Wakil karyawan

:

Ya, terima kasih. Selamat sore.

22.

Wakil perusahaan

:

Selamat sore.

(Mereka bersalaman)

Begitu Suparmin keluar dari kantor perusahaan, dia disambut oleh teman-temannya. Dia lalu menyampaikan hasil dialog dengan wakil perusahaan bahwa UMP mereka diusulkan naik paling tidak sebesar Rp2.600.000,00.

Tugas 2 Menerapkan Ungkapan Khas dalam Teks Negosiasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1.       Siapakah yang terlibat dalam negosiasi itu?

2.       Mengapa negosiasi itu dilakukan?

3.       Apa maksud karyawan yang diwakili oleh Suparmin?

4.       Apa perbedaan antara karyawan dan pengusaha?

5.       Apakah negosiasi antara karyawan dan penguasaha tersebut berhasil?

6.       Kesepakatan apa yang dicapai dalam negosiasi itu?

7.       Apakah kesepakatan itu dicapai dengan mudah atau sebaliknya? Tunjukkan buktinya!

8.       Dalam negosiasi terdapat dua pihak. Setiap pihak mungkin bertindak atas nama diri sendiri secara individual, atas nama orang lain secara individual, atas nama sekelompok orang, atau atas nama lembaga. Pada dialog negosiasi antara karyawan dan pengusaha di atas, kedua belah pihak bertindak atas nama siapa?

9.       Pada negosiasi itu, wakil perusahaan lebih dominan. Tunjukkan buktinya selain dari porsi tuturan yang diproduksi juga dari penggunaan bahasanya.

10.   Apakah kesepakatan antara pengusaha dan karyawan sudah bisa langsung diterapkan?

Berikut ini adalah sebagian ciri negosiasi apabila dilihat dari segi isinya.

(a) Negosiasi menghasilkan kesepakatan.

(b)Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan

(c)Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian.

(d)  Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis.

(e).Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.

 

Tugas 4 Menyusun Kembali Teks Negosiasi

NEGOSIASI ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SENI SUKAWATI

Dialog ini berlangsung di kawasan Pasar Seni Sukawati, Denpasar, Bali. Penjual barang-barang seni adalah seorang gadis Bali asli, sedangkan pembeli adalah seorang ibu muda dari Eropa yang bisa berbahasa Indonesia.

Di pasar itu dijual barang-barang seni khas Bali. Pembeli bisa membeli barang-barang tersebut dengan harga terjangkau, seperti perhiasan, tas, pakaian khas Bali, batik, lukisan, dan patung.

Salah satu patung yang dijual di pasar itu adalah Patung Garuda Wisnu Kencana. Seperti terlihat pada gambar di atas, itu adalah patung Dewa Wisnu yang sedang menaiki kendaraannya, burung garuda.

Dalam dunia pewayangan Jawa, Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara perdamaian dan keadilan. Tahukah kalian bahwa Dewa Wisnu adalah anak Bathara Guru dan Dewi Uma?

1.

Penjual

:

Good morning, Mam. Selamat pagi.

2.

Pembeli

:

Selamat pagi.

3.

Penjual

:

Mari, mau beli apa?

4.

Pembeli

:

Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?

5.

Penjual

:

Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?

(Penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)

6.

Pembeli

:

Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?

7.

Penjual

:

Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.

8.

Pembeli

:

Ya, dari kayu tidak apa-apa.

(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)

9.

Penjual

:

Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.

10.

Pembeli

:

Saya pakai sendiri. Harganya berapa?

11.

Penjual

:

Tiga ratus ribu.

12.

Pembeli

:

Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?

13.

Penjual

:

Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.

14.

Pembeli

:

Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.

15.

Penjual

:

Belum boleh. Naik sedikit, Mam.

16.          Pembeli                :               Dua ratus tujuh puluh lima ribu.

17.          Penjual :               Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?

18.          Pembeli                :               Tidak. Itu saja. Ini uangnya.

(Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).

19.          Penjual:               Ya, terima kasih.

20.          Pembeli        :               Terima kasih. Bye, bye.

21.          Penjual:               Have a nice day.

(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)

 

(1)          Susunlah dialog yang terdiri atas 21 tuturan itu ke dalam struktur teks yang baik!

(2)     Teks Negosiasi terdiri atas unsur: orientasi – permintaan -pemenuhan -penawaran -persetujuan -pembelian -penutup.  Tunjukkan unsur negosiasi tersebut berdasarkan teks tersebut!

(3)          Siapa yang terlibat dalam negosiasi pada peristiwa jual beli di Pasar Seni Sukawati itu? Jelaskan latar belakang masing-masing.

(4)          Apakah menjual karya seni lokal kepada orang asing sudah merupakan bentuk promosi ke negara asal orang asing tersebut?

(5)          Orang asing itu sudah bisa berbahasa Indonesia. Dari cara ia berbicara, menurut perkiraan kalian, apakah orang asing itu sudah pernah berkunjung ke Bali atau pulau lain di Indonesia?

(6)          Apakah orang asing itu sudah mengerti tokoh yang dijadikan patung tersebut? Seandainya ya, dari mana kalian tahu? Seandainya tidak, mengapa mengatakan tidak?

(7)          Apa perbedaan yang ada antara penjual dan pembeli? Kalian dapat menjelaskan hal itu dari segi budaya barat dan timur, budaya jual beli di pasar, dan budaya jual beli di pasar modern atau mal.

(8)          Kesepakatan apa yang dicapai dalam negosiasi itu? Dalam hal harga, siapa yang lebih mengalah?

(9)          Pada tuturan ke berapa penjual menawarkan barang lain?

(10)      Menurut kalian, haruskah pembeli selalu menuruti keinginan penjual dalam hal harga barang? Sebaliknya, haruskah penjual selalu memaksa pembeli untuk membeli?

(11)      Pada waktu kalian membeli barang di pasar, haruskah kalian menawar harganya terlebih dahulu? Mengapa demikian? Bagaimana jika kalian membeli barang di mal?

(12)      Pada waktu membeli barang apa kalian dapat memilih atau tidak dapat memilih barang yang kalian kehendaki?

 

Modul Prosedur kompleks

MODUL   4
Kerja Sama Membangun Teks Prosedur Kompleks

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
2.3.Menunjukkan perilaku jujur,tanggung jawab dan disiplin dalam menggunakan Bahasa Indonesia untuk menunjukan tahapan dan langkah yang telah ditentukan .
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan mupun tulisan
4.2 Meginterpretasi makna teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan mupun tulisan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengetahui prosedur pengurusan SIM
2. Mengetahui syarat-syarat yang penting untuk disiapkan dalam mengurus SIM
3. Mengetahui langkah-langkah penerimaan siswa baru
4. Memproduksi prosedur penerimaan siswa baru dalam bentuk uraian dengan menggunakan prosedur badan konjungsi sesuai dengan bagan
5. Mengetahui prosedur pengurusan KTP
6. Memproduksi teks bagan prosedur pengurusan KTP
7. Menyusun prosedur petunjuk kerja
8. Memproduksi prosedur petunjuk kerja
9. Mengetahui pentingnya ATM
10. Mengetahui prosedur penggunaan ATM
11. Mengetahui prosedur cara pembacaan puisi
12. Mempraktikkan pembacaan puisi dengan teknik yang baik

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran berlangsung peserta didik diharapkan :
1. dapat memahami prosedur pengurusan SIM
2. dapat memahami syarat-syarat pengurusan SIM
3. dapat memahami prosedur penerimaan “Peserta Didik Baru”
4. dapat membuat uraian secara verbal dengan verba dan konjungsi yang tepat
5. didik dapat membuat teks prosedur pengurusan KTP
6. dapat mengurutkan secara sistematis petunjuk kerja dengan memperhatikan penanda wacana
7. dapat memproduksi prosedur petunjuk kerja dalam mengurus kartu pelajar
8. dapat mengetahui prosedur penggunaan ATM
9. dapat menggunakan ATM sesuai dengan langkah-langkah pengunaannya
10. dapat mengetahui prinsip dalam pembacaan puisi
11. dapat membaca puisi sesuai dengan prinsip-prinsipnya.

Tugas 1
Membaca Teks “Cara Mengurus SIM”
Bacalah teks berikut ini dengan teliti. Setelah itu, kerjakan tugas-tugas di bawahnya dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada setiap nomor!
CARA MENGURUS SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)
1. Pernahkah Anda mengurus surat izin mengemudi (SIM), misalnya SIM C? Mengurus SIM tentu memerlukan waktu dan biaya. Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengurus SIM C dengan jalan yang benar. Tulisan ini akan bermanfaat bagi para pengendara sepeda motor yang belum mempunyai SIM C. Manfaat yang diperoleh adalah bagaimana menghemat biaya dan waktu, bagaimana bisa memastikan diri lulus ujian SIM C, dan bagaimana menjawab soal ujian SIM C dengan benar. Tulisan ini juga dimaksudkan agar Anda mampu mengurus SIM sampai selesai dalam satu hari.
Dikatakan kompleks karena langkah-langkah yang ada hanya akan dapat dilaksanakan dengan memenuhi berbagai syarat.

2 Syarat-Syarat Administrasi
Berikut adalah dua syarat yang penting untuk disiapkan.
(1) Fotokopi KTP 1 lembar
Penting juga Anda biasakan untuk selalu menyiapkan fotokopi KTP di dompet.
(2) Uang
Biaya total per April 2012 adalah Rp120.000,00 (yang diperinci menjadi Rp20.000,00 untuk cek kesehatan dan Rp100.000,00 untuk biaya pembuatan SIM).
Biaya lainnya tidak ada, tetapi hendaknya Anda membawa uang lebih (misalnya Rp150.000,00 untuk berbagai hal yang bersifat pribadi). Uang sejumlah itu sudah cukup berdasarkan pengalaman untuk hari tersebut. Anda yang berada di daerah lain bisa jadi uang yang diperlukan lebih kecil atau lebih besar. Silakan bertanya terlebih dahulu ke polres setempat atau mencari informasi.
(3) Syarat Pribadi
Berikut ini beberapa syarat pribadi yang harus dipenuhi.
(a) Berumur minimal 17 tahun
Yang belum berumur 17 tahun jangan berharap dapat mengajukan permohonan SIM.
(b) Terampil mengendarai sepeda motor
Polisi penguji menyatakan bahwa orang yang pengalaman mengendarai sepeda motor kurang dari 1 tahun sering gagal dalam ujian. Bahkan, ada peserta ujian yang menabrak pagar waktu menempuh ujian.
(c) Sehat, jernih, dan tenang
Anda datang ke tempat ujian dengan badan yang sehat, pikiran yang jernih, dan hati yang tenang.
(d) Jangan merasa hebat
Walaupun sudah bertahun-tahun mengendarai sepeda motor, bahkan banyak tempat sudah dijelajahi, belum tentu Anda lulus tes pada hari itu juga.
(e) Harus tahu diri
Belum tentu Anda lulus pada hari itu apabila Anda datang ke tempat ujian SIM C tanpa persiapan yang cukup. Tahu diri itu penting karena Anda harus menempuh ujian praktik dan ujian teori. Bahkan, di beberapa daerah diterapkan uji jalan raya dengan motor masing-masing.

3 Sama halnya di instansi lain, ketika seseorang akan membuat surat, seperti
SIM C, ia pasti harus menempuh prosedur atau urutan langkah yang ada. Berikut ini beberapa langkah yang perlu diikuti.
(1) Saat Anda memasuki pintu gerbang polres, siapkan KTP asli untuk diserahkan ke polisi jaga. Anda cukup membawa fotokopinya saja. Di polres lain, mungkin tidak diterapkan aturan ini. Silakan ikuti aturan masuk lingkungan polres setempat.
(2) Masukkan semua berkas ke dalamnya dan ikuti petunjuk di loket itu.
(3) Dari tempat parkir dengan membawa fotokopi KTP, Anda langsung menuju ke pos pemeriksaan kesehatan. Petugas akan memeriksa mata, tensi darah, berat badan, dan tinggi badan. Untuk itu, Anda membayar Rp20.000,00. Setelah itu, Anda akan mendapat surat keterangan kesehatan.

(4) Bawalah surat itu dan fotokopi KTP ke loket pendaftaran SIM baru. Ikuti antrean. Jika ada tumpukan map satlantas yang tersedia, ambillah satu karena memang disediakan untuk pengurus SIM.
(5) Parkirkan motor atau mobil Anda di tempat yang disediakan.
Serahkan berkas-berkas itu ke petugas yang ada. Dia akan berkata, “Tunggu di tempat ujian praktik”. Di sebagian tempat, polres mendahulukan ujian praktik, setelah lulus, Anda mengikuti ujian teori. Setelah lulus, Anda menempuh proses berikutnya.\

4 CATATAN:
Urutan tersebut mungkin berbeda di setiap polres. Anda dapat mencari informasi tentang prosedur mengurus SIM baru di polres setempat. Khusus untuk SIM C, di daerah lain pembuat SIM baru harus mengikuti 3 ujian, yaitu ujian praktik, ujian jalan raya, dan ujian tulis.
(Diadaptasi dari situs resmi samsat http://www.tmcmetro.com)
Kerjakan tugas berikut:
(1) Setelah kalian membaca teks itu, identifikasilah partisipan yang terlibat, siapa yang menulis teks itu, dan ditujukan kepada siapa tulisan itu. Untuk itu, tujukan perhatian kalian pada butir 1 sampai dengan 4!
(2) Terdapat 4 butir pada teks tersebut. Identifikasilah setiap butir dan berilah nama untuk setiap butir yang berkaitan dengan struktur teks. Betulkah butir 1 merupakan pengantar? Jelaskan fungsi butir 1 itu pada teks itu!
(3) Mengapa penulis teks merasa perlu memberikan catatan pada butir 4?
(4) Butir ke berapakah yang betul-betul merupakan prosedur? Jelaskan alasannya!
(5) Berapa langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan SIM C? Apakah langkah-langkah itu harus ditempuh secara berurutan?
(6) Betulkah teks ini tergolong ke dalam teks prosedur kompleks? Dari manakah kalian mengatakan bahwa teks itu adalah teks prosedur kompleks?
(7) Apakah langkah-langkah prosedur itu sudah urut?

Tugas 2
Menyusun Langkah-Langkah Penerimaan Siswa Baru
Kerjakan sesuai dengan petunjuk pada setiap nomor!
(1) Kalian sudah memahami teks prosedur, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Ingat-ingatlah lagi waktu kalian mendaftar di sekolah tempat kalian belajar ini. Syarat-syarat apakah yang harus disiapkan terlebih dahulu?
(2) Ada berapa langkah yang harus kalian tempuh pada waktu kalian mendaftar itu? Betulkah apabila kalian tidak menempuh langkah-langkah itu, kalian tidak dapat mendaftarkan diri ke sekolah ini?
(3) Apabila kalian menempuh setiap langkah dengan tertib, selain tujuan tercapai, pada saat itu kalian juga telah menjadi calon warga sekolah yang baik. Ceritakanlah apakah yang dialami teman-teman kalian juga seperti itu?
(4) Susunlah langkah-langkah pendaftaran itu ke dalam bagan di bawah ini dengan mengisi titik-titik yang disediakan. Kalian boleh menambahkan langkah-langkah lain apabila lima langkah belum cukup. Pikirkan bahwa langkah-langkah itu tidak dapat ditukar urutannya. Setelah selesai, bandingkan dengan teks prosedur yang dijadikan model pada Kegiatan 1.
Prosedur Penerimaan Siswa Baru
Langkah Pertama :
Langkah Kedua :
Langkah Ketiga :
Langkah Keempat :
Langkah Kelima :
(5) Sekarang tulislah teks prosedur pendaftaran siswa baru sesuai dengan bagan tersebut. Jangan lupa gunakan verba (KATA KERJA) dan konjungsi (KATA PENGHUBUNG) yang mendukung prosedur tersebut.

Tugas 3
Membuat Teks Prosedur ”Pengurusan KTP” Kerjakan sesuai dengan petunjuk pada setiap nomor!
(1) Sebagai warga yang baik, bagi yang sudah memenuhi syarat, hendaknya mempunyai KTP. Sebelum kalian diminta untuk membuat teks prosedur untuk mengurus KTP, bacalah beberapa informasi tentang pengurusan KTP berikut ini!
Proses Pengurusan KTP-Elektronik
Syarat-syarat:
1. Berusia 17 tahun
2. Menunjukkan surat pengantar dari RT
3. Mengisi formulir F1.01 yang ditandatangani oleh RT
4. Fotokopi kartu keluarga (KK)

Proses:
Ambil nomor antrean, tunggu pemanggilan nomor antrean, menuju ke loket yang ditentukan, memasukkan data dan foto, pembuatan e-KTP selesai, KTP diambil dua minggu kemudian.
(Diadaptasikan dari situs resmi Pemerintah Daerah DKI Jakarta http://www.jakarta.go.id)

(2) Proses pengurusan KTP elektronik kurang lebih sama dengan pengurusan SIM. Dengan demikian, proses itu dapat diungkapkan ke dalam teks prosedur. Dengan informasi yang diberikan di atas, buatlah teks prosedur yang lengkap. Kerjakan bersama-sama dengan teman-teman kalian.
(3) Terapkan semua kaidah yang menjadi ciri teks prosedur kompleks! Untuk itu, usahakan teks yang kalian buat itu berstruktur teks yang baik dan unsur-unsur kebahasaan yang mendukung langkah-langkah yang harus ditempuh.

Tugas 4
Menyusun Kembali Urutan Kalimat dalam Teks Prosedur
Ikutilah petunjuk yang diberikan pada setiap nomor!
(1) Kalimat-kalimat pada teks yang berjudul “Cara Membuat Botol Kaca” berikut ini masih tersusun secara acak. Kalian diminta untuk menata kalimat-kalimat tersebut dengan memberikan nomor urut pada setiap kalimat sehingga membentuk teks prosedur yang baik. Nomor (1) sudah dikerjakan untuk kalian sebagai contoh.
(2)Kalian harus ingat bahwa teks prosedur disusun dengan struktur teks tujuan^langkah-langkah. Tujuan teks prosedur yang kalian hadapi ini adalah judulnya itu sendiri, yaitu “Cara Membuat Botol Kaca”. Adapun langkah-langkahnya adalah urutan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
(3) Untuk memudahkan kerja kalian dalam mengurutkan kalimat-kalimat itu, perhatikanlah penanda wacana, seperti pertama, lalu, setelah itu, kemudian, dan akhirnya.
Cara Membuat Botol Kaca
…….. Kadang-kadang pecahan-pecahan kaca ditambahkan
…….. Akhirnya, botol-botol itu siap untuk digunakan
…….. Selanjutnya, untuk memperkuat kaca botol-botol tersebut, botol-botol itu dipanaskan kembali, lalu didinginkan.
…….. Pertama, ketiga bahan tersebut dicampur secara proporsional
……… Setelah itu, campuran adonan itu dibentuk menjadi botol dengan cetakan
…….. Kaca untuk botol dibuat dari pasir gamping dan abu soda dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
……… Kemudian, campuran itu dipanaskan dalam tungku pada suhu yang sangat tinggi
……… Lalu, adonan kaca diproduksi.

Negosiasi

Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain; penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.
Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah.
Proses Negosiasi
a.       Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan kalimat santun, jelas, dan terinci.
b.      Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak pertama.
c.       Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis.
d.      terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.
Negosiasi dan lobi
Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal dan informal. Bentuk formalnya,negosiasi sedangkan bentuk informalnya disebut lobi.  Proses lobi tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta dapat dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang sedangkan negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu dan tempat.
Keterampilan – keterampilan dasar
Berikut ini, adalah keterampilan -keterampilan dasar dalam bernegosiasi :
1.     Ketajaman pikiran / kelihaian
2.     Sabar
3.     Kemampuan beradaptasi
4.     Daya tahan
5.     Kemampuan bersosialisasi
6.     Konsentrasi
7.     Kemampuan berartikulasi
8.     Memiliki selera humor
Unsur-Unsur Negosiasi
1. ada dua pihak yang terlibat
2. ada kepentingan yang berbeda
3.  ada perundingan 
Proses Negosiasi
a. menyampaikan gagasan dengan kalimat santun
b. menyanggah mitra biacra dengan santun
c. mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra bicara
d. terjadi kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi
Ada hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan negosiasi, diantaranya:
1) persiapan diri
2) saling menghormati
3) mematuhi aturan
4) usaha berdiskusi bukan debat
5) perlu kesabaran
6) terbuka dalam penyampaian maksud
7) bersikap profesional
8) berpikir positif
Hal yang harus diperhatikan dalam menyanggah saat berdiskusi:
1.      jangan memendang renadah pendapat orang lain
2.      kemukakan sanggahan dengan kata-kata yang tidak menyakitkan hati
3.      berikan alasan sanggahan dengan menunjukkan kelemahannya, kemukakan pertimbangan, perbaikan, dan solusinya
4.      kata-kata sanggahan harus sopan dan santun
Taktik Bernegosiasi
1. Menyampaikan Gagasan atau Ide
a.       Taktik mengulang yaitu pembicara dalam menyampaikan argumentasi atau pendapat dilakukan secara berulang-ulang atau terus-menerus dengan kalimat yang berbeda-beda pula. Meskipun kalimatnya berbeda, pada intinya isinya sama.
Contoh:           “Sekali lagi saya katakana bahwa betapa besar manfaatnya … ”
                        “Saya tekankan lagi, betapa pentingnya … ”
b.      Taktik memotong yaitu apabila pembicara berbicara terlalu banyak apalagi sampai melebihi waktu yang disediakan, pembicaraan lawan langsung dipotong dengan alasan tertentu sesuai dengan situasi. 
Contoh : Maaf sekarang giliran saya untuk bicara, mari kita patuhi aturan yang telah kita sepakati.
c.       Taktik mengagetkan
Taktik ini digunakan ketika ada lawan bicara yang membuat pernyataan negatif. Dengan cara memberikan jawaban dari sudut pandang yang tak terduga.
Contoh: “Keberatan itu bisa dipahami, tetapi cobalah juga untuk mengerti bahwa …”
d.      Taktik berterima kasih
Taktik ini digunakan jika ada informasi yang datang, meskipun informasi itu kurang menyenangkan.
Contoh: “Terima kasih Anda telah menyampaikan informasi ini secara terus terang …”
2. Menyanggah Gagasan atau Ide  
a.       Taktik Provokasi yaitu menyampaikan pertanyaan yang langsung menyerang lawan agar berbicara terus terang sehingga keyakinan lawan akan argumentasi yang disampaikan menjadi ragu. 
Contoh : “Anda kelihatan ragu-ragu, sedikitpun saya tidak percaya”
b.      Taktik Mengelak yaitu pembicara mengemukakan pendapat pakar atau tokoh terkenal yang sejalan dengan pendapat pembicara. Taktik ini dapat dilakukan pada saat pendapat pembicara diragukan kebenarannya, sementara itu pembicara sulit mempertahankannya. Dengan menggunakan taktik ini pihak lawan akan berhadapan langsung dengan pakar atau tokoh yang terkenal tersebut. 
Contoh : “Aristoteles mengatakan keadilan dibagi menjadi empat, ini membuktikan
     bahwa keadilan bukan suatu hal yang sepele seperti yang anda kemukakan”
                “Begawan ekonomi kita, Sumitro, pernah mengatakan seperti yang saya
     katakana itu”
c.       Taktik Membiarkan yaitu membiarkan lawan menyampaikan pendapatnya sampai selesai. Pembicara mengingat bagian tertentu yang perlu ditanggapi, kemudian menanggapi pendapat lawan setelah lawan selesai menyampaikan argumennya. 
Contoh :
“Anda mengatakan bahwa siswa dapat berprestasi dengan baik maka biarkan mereka berbuat sendiri, guru tidak perlu terlalu banyak intervensi. Apa betul begitu?, apa tidak keliru? Kalau siswa dibiarkan seenaknya berbuat maka hancurlah sekolah ini. Oleh karena itu disiplin itu harga mutlak diterapkan dan guru harus mengintervensi apabila terjadi pelanggaran”
“Gagasan yang bagus. Saya juga punya gagasan yang tak kalah bagusnya. Ini dapat dipertimbanghkan lagi …”
d.      Taktik Menunda yaitu taktik yang digunakan oleh pembicara disaat argumentasi pembicara kurang kuat/ kurang akurat sehingga posisinya tersudut, sedangkan pembicara belum siap dengan jawaban. Mungkin bagi pihak lawan tidak puas karena pembicara sebenarnya menghindar, akan tetapi taktik ini masih lebih baik daripada menjawab seadanya yang mengakibatkan posisinya semakin tersudut. 
Contoh :
“Anda jangan tergesa-gesa, nanti pasti akan saya sampaikan dan akan saya uraikan.”
“Baiklah, saya akan menanggapi pertanyaan Saudara pada kesempatan lain karena banyak hal yang dijelaskan dan tidak mungkin dalam waktu sesingkat ini.”
e.       Taktik Betanya Balik
Taktik ini digunakan untuk mengingatkan lawan bicara bahwa yang dilakukan itu salah.
Contoh:           “Benarkah Saudara bertanya seperti ini?”
                        “Apakah Saya tidak salah mendengarkan pendapat ini?”
“Apakah anda tidak keliru, Jika anda ikut ikutan maka…..”
Meyakinkan Pendapat
a.       Taktik sugesti
Taktik ini bertujuan agar lawan bicara lebih mudah menrima pendapat Anda
Contoh:           “Saudara belum memiliki koleksi barang-barang berharga …”
“Program ini sangat bermanfaat untuk pendidikan …”
b.      Taktik kompromi
Taktik ini digunakan ketika menghadapi situasi yang sulit untuk mencapai keseimbangan rasional atau kesepakatan.
Contoh:
“Mari kita pusatkan perhatian pada pokok permasalahan yang sedang kita hadapi ini …”
“Pendapat kami tak jauh berbeda dengan apa yang diperkirakan semua”
c.       Taktik Konsensus yaitu menyampaikan rangkuman pendapat yang sudah disetujui oleh lawan bicara agar tergerak hati lawan untuk menuruti kemauan pembicara.
Contoh :          “Mari kita lihat lagi apa yang sudah kita bicarakan tadi.”
                        “Sebenarnya, kita telah menemukan titik temu tentang …”
                        “Kita telah setuju bahwa … Maka dari itu, marilah kita bersama-sama …”
d.      Taktik melebih-lebihkan yaitu pernyataan ekstrem lawan sengaja kita lebih-lebihkan sehingga lawan menarik kembali pernyataan yang diucapkan.
Contoh: “Berarti Saudara ingin mengatakan bahwa semua produk ini tak bermanfaat bagi kesehatan manusia.”
PELATIHAN 1
1.     Apa yang dimaksud bernegosiasi?
2.      Apa saja hal yang dapat dinegosiasikan?
3.      Mengapa dalam bidang perdagangan ada negosiasi? Kemukakan alasan Anda!
4.      Bagaimana kalimat yang digunakan dalam negosiasi?
5.      Bagaimana cara menggunakan taktik mengulang? Berikan contohnya!
6.      Bagaimana cara menggunakan taktik membiarkan? Berikan contohnya!
7.      Bagaimana cara menggunakan taktik sugesti? Berikan contohnya!

Cerpen Kompas

Seragam
Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu terlihat takjub begitu mengenali saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan saya yang tiba-tiba.

Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa ragu-ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu turut duduk, tapi pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar.

Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu kami berpisah karena keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah yang baru di luar pulau hingga kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di kota kabupaten. Itu saya ceritakan padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena sama sekali belum pernah menyambanginya sejak itu.

”Jadi, apa yang membawamu kemari?”

”Kenangan.”

”Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”

Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.

Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.

Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi tambang. Saat-saat seperti itu ditambah percakapan-percakapan apa saja yang mungkin berlaku di antara kami hampir setiap malam saya nikmati. Itu yang membuat perasaan saya semakin dekat dengan kesahajaan hidup keluarganya.

Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya langsung menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Sering memang saya mendengar anak-anak beramai- ramai berangkat ke sawah selepas isya untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak, lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berderik lantang. Dari apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikkan. Sayang, Ayah tidak pernah membolehkan saya. Tapi malam itu toh saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya tidak kuasa menolak.

”Tidak ganti baju?” tanya saya heran begitu dia langsung memimpin untuk berangkat. Itu hari Jumat. Seragam coklat Pramuka yang dikenakannya sejak pagi masih akan terpakai untuk bersekolah sehari lagi. Saya tahu, dia memang tidak memiliki banyak pakaian hingga seragam sekolah biasa dipakai kapan saja. Tapi memakainya untuk pergi ke sawah mencari jangkrik, rasanya sangat-sangat tidak elok.

”Tanggung,” jawabnya.

Sambil menggerutu tidak senang, saya mengambil alih obor dari tangannya. Kami lalu berjalan sepanjang galengan besar di areal persawahan beberapa puluh meter setelah melewati kebun dan kolam gurami di belakang rumahnya. Di kejauhan, terlihat beberapa titik cahaya obor milik para pencari jangkrik selain kami. Rasa hati jadi tenang. Musim kemarau, tanah persawahan yang pecah-pecah, gelap yang nyata ditambah angin bersiuran di areal terbuka memang memberikan sensasi aneh. Saya merasa tidak akan berani berada di sana sendirian.

Kami turun menyusuri petak-petak sawah hingga jauh ke barat. Hanya dalam beberapa menit, dua ekor jangkrik telah didapat dan dimasukkan ke dalam bumbung yang terikat tali rafia di pinggang sahabat saya itu. Saya mengikuti dengan antusias, tapi sendal jepit menyulitkan saya karena tanah kering membuatnya berkali-kali terlepas, tersangkut, atau bahkan terjepit masuk di antara retakan-retakannya. Tunggak batang-batang padi yang tersisa pun bisa menelusup dan menyakiti telapak kaki. Tapi melihat dia tenang-tenang saja walaupun tak memakai alas kaki, saya tak mengeluh karena gengsi.

Rasanya belum terlalu lama kami berada di sana dan bumbung baru terisi beberapa ekor jangkrik ketika tiba-tiba angin berubah perangai. Lidah api bergoyang menjilat wajah saya yang tengah merunduk. Kaget, pantat obor itu justru saya angkat tinggi-tinggi sehingga minyak mendorong sumbunya terlepas. Api dengan cepat berpindah membakar punggung saya!

”Berguling! Berguling!” terdengar teriakannya sembari melepaskan seragam coklatnya untuk dipakai menyabet punggung saya. Saya menurut dalam kepanikan. Tidak saya rasakan kerasnya tanah persawahan atau tunggak-tunggak batang padi yang menusuk-nusuk tubuh dan wajah saat bergulingan. Pikiran saya hanya terfokus pada api dan tak sempat untuk berpikir bahwa saat itu saya akan bisa mendapat luka yang lebih banyak karena gerakan itu. Sulit dilukiskan rasa takut yang saya rasakan. Malam yang saya pikir akan menyenangkan justru berubah menjadi teror yang mencekam!

Ketika akhirnya api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya yang gosong menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh saya dengan seragam coklatnya melihat saya mulai menangis dan menggigil antara kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara bergetar, dia mencoba membuat isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang mendekat dan dia sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya lalu berlari sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu kelelahan, tapi rasa tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat. Sayang, sesampai di rumah bukan lain yang didapatnya kecuali caci maki Ayah dan Ibu. Pipinya sempat pula kena tampar Ayah yang murka.

Saya langsung dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya dengar selama hampir sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa membolos di hari Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya.

”Salahmu sendiri, tidak minta ganti,” kata saya selesai kami mengingat kejadian itu.

”Mengajakmu saja sudah sebuah kesalahan. Aku takut ayahmu bertambah marah nantinya. Ayahku tidak mau mempermasalahkan tamparan ayahmu, apalagi seragam itu. Dia lebih memilih membelikan yang baru walaupun harus menunggu beberapa minggu.”

Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua kengeriannya.

Dia lalu mengajak saya ke halaman belakang di mana kami pernah bersama-sama membuat kolam gurami. Kolam itu sudah tiada, diuruk sejak lama berganti menjadi sebuah gudang tempatnya kini berkreasi membuat kerajinan dari bambu. Hasil dari tangan terampilnya itu ditambah pembagian keuntungan sawah garapan milik orang lainlah yang menghidupi istri dan dua anaknya hingga kini.

Ayah dan ibunya sudah meninggal, tapi sebuah masalah berat kini menjeratnya. Dia bercerita, sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan.

”Kakakku itu, masih sama sifatnya seperti kau mengenalnya dulu. Hanya kini, semakin tua dia semakin tidak tahu diri.”

”Ulahnya?” Dia mengangguk.

”Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga. Tapi aku tidak kuasa untuk menolak kemauannya mencari pinjaman modal usaha dengan mengagunkan semuanya. Aku percaya padanya, peduli padanya. Tapi, dia tidak memiliki rasa yang sama terhadapku. Dia mengkhianati kepercayaanku. Usahanya kandas dan kini beban berat ada di pundakku.” Terbayang sosok kakaknya dahulu, seorang remaja putus sekolah yang selalu menyusahkan orangtua dengan kenakalan-kenakalannya. Kini setelah beranjak tua, masih pula dia menyusahkan adik satu-satunya.

”Kami akan bertahan,” katanya tersenyum saat melepas saya setelah hari beranjak sore. Ada kesungguhan dalam suaranya.

Sepanjang perjalanan pulang, pikiran saya tidak pernah lepas dari sahabat saya yang baik itu. Saya malu. Sebagai sahabat, saya merasa belum pernah berbuat baik padanya. Tidak pula yakin akan mampu melakukan seperti yang dilakukannya untuk menolong saya di malam itu. Dia telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.

Mata saya kemudian melirik seragam dinas yang tersampir di sandaran jok belakang. Sebagai jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa membuat saya bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai persahabatan yang saya dapatkan dari sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.

Paragraf Deduktif

Selain dilihat dari letak kalimat utamanya, penggolongan paragraf deduktif dan induktif dapat dilihat dari pola penalarannya yang diikuti dalam mengambil kesimpulan. Paragraf deduktif disusun mengikuti pola penalaran deduktif, yaitu : penguraian ke dalam bukti, fakta, data empiris khusus dari sebuah kesimpulan umum yang disajikan. Sehingga, penyajian paragraf diawali denga sebuah kalimat berisi kesimpulan umum untuk diuraikan, dijelaskan, atau dibuktikan dalam kalimat penjelasnya yang bersifat khusus. Berdasarkan sifat kalimat penjelasnya, paragraf deduktif dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : paragraf contoh, rincian dan alasan.

Perhatikan contoh berikut !
1.      Paragraf deduktif pola contoh
Keterampilan atau keahlian seseorang tidak hanya ditentukan oleh bakat tetapi juga ditentukan oleh lingkungan yang membentuknya. Kemampuan awal akan terbentuk menjadi keterampilan yang baik apabila didukung oleh lingkungan kondusif. Sebaliknya, kemampuan awal yang tidak dikembangkan akan sia-sia dan akhirnya hilang. Sutardji Calzom Bahri menjadi penyair terkenal karena belajar kepada Ibrahim Sattah, Chairil banyak belajar kepada Sutadji. Begitu juga dengan Emha yang menjadi sastrawan kelas dunia karena belajar bersama teman seangkatannya.
2.      Paragraf deduktif pola rincian
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas tenaga kerja (AFLA) adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sedangkan tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
3.      Paragraf deduktif pola alasan
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang harus diwaspadai oleh orang tua. Masyarakat termasuk lingkungan pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Orang tua telah berusaha mendidik anak dengan memberikan contoh yang baik. Sekolah juga selalu mengajarkan pola perilaku yang baik. Namun, semua itu akan sia-sia bila anak dibiarkan berada dalam lingkungan masyarakat yang tidak baik.
Paragraf induktif disusun mengikuti pola penaran induktif, yaitu : pengambilan kesimpulan bersifat umum berdasarkan bukti, data dan fakta bersifat khusus. Penyajian paragraf diawali dengan kalimat penjelas berisi bukti, data dan fakta khusus diakhiri dengan kalimat penjelas dan kesimpulannya. Paragraf induktif digolongkan menjadi tiga yaitu : paragraf generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
Perhatikan contoh berikut !
1.      Paragraf induktif generalisasi
Pegawai negeri dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik atau lurik. Demikian juga pegawai negeri di lingkungan pendidikan Kota Semarang maupun provinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di Instansi mana saja di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis.
2.      Paragraf induktif analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Pernyataan ini sesuai dengan perjalanan karir manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang lain tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya : fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan. Dapat dikatakan bahwa, jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
3.      Paragraf induktif sebab-akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokokpun merayap mengikuti. Semua penjual di pasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label pada hampir semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat penguragan subsidi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Kegiatan Pembelajaran
1.      Siswa bergabung dalam kelompok untuk membaca buku, surat kabar atau majalah. Setiap kelompok bertugas mencari contoh paragraf deduktif, induktif, generalisasi, analogi, sebab akibat, contoh, rincian, dan alasan.
2.      Tuliskan gagasan utama tiap paragraf tersebut.
3.      Setiap kelompok membacakan hasil untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain.
4.      Setiap siswa mencatat contoh paragraf yang sudah menjadi kesempatan kelas sebagai kesimpulan hasil diskusi lengkap dengan identifikasi gagasan utamanya.